27 Komentar

Menabur Puisi

adalah sudah kukatakan dulu
kita jalani pilihan sendiri-sendiri
menyelam dikedalaman hati
sebait puisi biar kueja
yang kemaren kau renggut
disimpang jalan puisiku menggelepar
jangan, jangan kau pungut itu
biarkan tumbuh bermekaran di tengah ladang
agar jeda antara kita tak lagi mendera

(Purwokerto, 2000)

27 comments on “Menabur Puisi

  1. Maaf baru mampir…
    Mas Narno ini jago bikin puisi.. Dalem dan penuh makna.. 🙂
    Puisi pun bisa menggambarkan banyak makna.
    Ngomong-ngomong pilihan Mas apa ne.. he5x..
    Salut…
    —+++—–
    pilihan sendiri-sendiri

  2. dahsyat mas..!!!

    aku si miskin kata, hanya bisa ucap terimakasih
    telah giring aku ke lembah ini.. 😀 , 😀 , 😀
    —+++—-
    terima kasih juga telah sudi mampir

  3. Simple bgt tp maknanya bo”’wuiiiihhh….
    *artinya apa yah* :mrgreen:

    salam kenal
    —-++++—–
    satu puisi seribu arti. silahkan artikan sendiri. Salam kembali

  4. kaenya puisinya dibuat pas lagi patah hati ya? atau ditolak ups hehehheheheh bagus pak puisinya:)

    ——++++——–
    Ya begitulah, mbak Fiedha bebas menafsirkan apa

  5. maksud puisinya apa, hehehe. salam kenal
    —-++++——
    Maksudnya? silahkan diartikan sendiri. Suka-suka mbak eka

  6. ini puisi pas lg patah hati ya mas?
    —-++++——
    hahahaha….. Indah tau aja

  7. puisi mu selalu indah mas…
    —-++++—–
    terima kasih selamat datang kembali

  8. met siang pak. Gimana kabarnya dunia pendidikan? Bicara tentang jadul, aku juga dulu pernah jadi guru ya, ngajar bhs inggris di sd, walaupun cuma honorer,n cm 1 tahunan aja, tapi jadi pengalaman berharga buatku.
    Makasih ya pak, dah sering berkunjung ke tempatku.
    Moga makin sukses aja ya.
    —-+++——
    wah sayang, ngajar hanya satu tahun susah-susahnya, belum merasakn enjoynya jadi guru.

  9. itu jdi masa lalu? ato masa lalu berakhir manis?
    —+++——
    Puisi masa lalu, sesuai dengan tahun penulisannya

  10. Puitis banget mas…

    Salam kenal mas. salam hangat dari Bumi Seganti Setungguan 🙂
    —++++—-
    namanya juga puisi. Salam kembali dari Bumi Jawa Barat

  11. wahhh puisinya bagus nie mas. Lanjut….. 😀

    —-+++—–
    terima kasih

  12. belum tahu persis maksud puisinya, tetapi dari penalaranku terkadang memang tidak harus mempertahankan kebersamaan jika tidak ada kebahagiaan dan ketentraman. Jalan sendiri-sendiri akan lebih baik. Thanks

    —+++—–
    Betul mbak. Kebersamaan tak harus dipertahankan kalau itu justru lebih memberikan kebahagiaan dan ketentraman

  13. menanam puisi ..

    hem..

    Put masih menduga2 maknanya, pak …
    *mikirmodeon*
    —-+++———
    satu puisi seribu arti, terserah yang memberi arti

  14. puisinya bagus Mas Narno……..
    —+++—-
    terima kasih Pak Budiono

  15. puisi nya menyentuh 🙂 bagus
    —–+++—–
    terima kasih kunjungannya

  16. ketika keputusan untuk sendiri2 itu terucap mengapa hati kecil ini tak bisa menerima nya?
    ———+++++——–
    berlalunya waktu yang akan menentukan.

  17. waduh…puisinya udah jadul abis, tapi baru diposting sekarang..hehehe

    ——-++++++———
    puisi boleh jadul, tapi isinya tak pernah jadul

  18. siapa yang menyiraminya hingga ia tumbuh?
    kekuatan apakah yang menemaninya?
    bagaimanakah ia melewati malam tatkala ia dicampakkan dan menggelepar?

    —gini nih orang akuntan membedah puisi… jiakakakakaka..

    salam kenal!
    —–++++—–
    kupasrahkan pada Tuhan. Salam kenal kembali Mas Pay

  19. dan kemarin,
    aku hanya mengamatinya
    ku birkan hujan menyentuhnya
    agar ia tumbuh dgn sendirinya
    aku tak lagi ingin terpasung
    biar Qta saksikan
    sampai membanjiri rasa ini
    —-+++——
    terima kasih atas tambahan puisinya, kian mantap

  20. so sweeettzz… 😀

    ****

    Hmm.. UAS-nya cuman mpe Kamis doank mas.. maklumlah ‘express class’ getoo… heheee… 😀

    Salam silaturahim… 😉
    —-+++——–
    wah sudah bisa ngeblog lagi dong

  21. hhmmm apa ya…ah takut komentar saya hihihii

    —–++++——–
    Tidak perlu takut Om Omiyan. Saya gak bakal marah kok.

  22. Lam kenal mas…..

    —-+++++—–
    sama-sama

  23. jalan sendiri2 ya?…
    ehmm…..
    —-+++——
    kalau gak bisa bareng kenapa harus dipaksakan

  24. Hebat, mas. Tulisannya tajem… (pisau kali.. :))

    ——-++++———
    Ini menang sedang mengasah

  25. saaallluuuttt… jago juga nech bikin puisi..

    Lanjutkan!!! (jangan bilang klo ini SBY)

    salam silaturahim… 😉
    —-++++——
    terima kasih, atas kunjungannya

  26. selamat sore,mas Sunar.
    —+++—–
    selamat sore, bung Langit

  27. “tidak ikut berkomentar” Mas Narno … hehehe 😀

    —–+++——–
    wah, aku dibalas nih. Gantian tidak komen

Tinggalkan Balasan ke syelviapoe3 Batalkan balasan

SarahBeauty

Trouver plein de conseille beauté, mode, tendance.

True Love for Sale

by Peach Berman

trozos de mazapán.

cartas o historias pequeñas de amor tan dulces y desmoronables como un mazapán.

HorseAddict

The world is best viewed through the ears of a horse.

Apeka

Meramu, Menulis, lalu dikenang 🌻

DoRee MelNic

Grief Out Loud. Art. And Life.

MYSELF

AS HUMILDES OPINIÕES DE UMA MULHER DE CORAGEM QUE DIZ SIM À VIDA!

Voices from the Margins

A welcoming space for resistance to the forces of oppression and hegemony.

Integrating the Spirals

Integrating the spirals (holism, art, music, and writing) for peace, ease, freedom, and alignment of mind, body, spirit, and soul.

Wolff Poetry Literary Magazine

A Poet's Place | Wolff Poetry Literary Magazine is Publishing Poetry Submitted by Published & Emerging Writers,

Katherine's Blog

In Kate's World

Embracing Creativity - BBYCGN: Yancosky

Spiritual writings, messages, creative expression, and arts to broaden community awareness and insight

Istiqomah, bersabar, dan bersyukurlah selalu... Karena Allah selalu ada bersamamu...

Tersenyumlah,, Allah mencintaimu lebih dari yang kau perlu (Tasaro GK)