ingatan-ingatan selalu saja berloncatan
melebihi gelombang meraup karang
mengatasi gedung-gedung menjulang
kangkangi mata elang menyisir mangsa
tak peduli tik tak jarum waktu berlarian
padu harmoni alam
menjaring rembulan dibalik cemara
lampu-lampu jalanan berkedipan
mengejar kunang-kunang di musim
kehujanan atau bongkahan tanah
bertelau saat kemarau
purnama membawa keriangan sepermainan
berkejaran, dolanan jamuran
ayo, jamur opo, jamur opo saiki
jamur kethek menek, jamur kayu
jarum-jarum waktu
berkelojotan, berlarian
sekelebat meyambar puing-puing
pasar kecamatan yang hangus terbakar
dendam anak bajang luluhlantakkan kampung
hinggap di kemacetan lalu lintas ibukota
penuh serapah
sekali terdiam
tepekur ternyata mendengkur
Pwt, 2000
Reblogged this on kampungmanisku and commented:
sekedar mengenang kembali
angan liar
susah dikendalikan
—+++—
sangat-sangat susah
Angannya dlm mimpi tho mas?
—+++—
baik dalam mimpi maupun terjaga
Ih kok ujungnya jadi mendengkur? Haha.
Bagus. Saya selalu ingin membuat puisi sebagus itu 😀
—++++—–
tidurnya nyenyak sekali
Ikut menyimak, siapa tahu angan bisa bertemu.
—+++—
monggo pak
salam
waduh pak narno puitis sekali pokoknya semakin mantap dan saya ingin selalu berguru-dan berguu untuk mendapatkannya .
salam damae sselalu .
pokoknya top markotop saestu .
—+++—
wah pak doelsoehono melbih-lebihkan, saya jadi malu
Salam Takzim
Wah pas banget dengan kehidupan kupu kehidupan kumbang melanglang tanpa lelah agar bisa bertahan hidup. Angan bergerak tanpa melihat batas ruang, angan berlari mengejar cepatnya waktu bergeser, semakin angan berliar semakin banyak yang kau tau, sukses ya sahabat, mutiara muncul lewat kata-kata membangunkan tidur kerang diluarnya.
Salam Takzim Batavusqu
—-+++—
ya begitulah mas, angan-angan melebihi kecepatan angin mengangkasa ke mana-mana
Wahai angin pengembara, wahai angan buta suara … sampaikan rindu saya untuknya, disana, dibumi tempatnya berpijak 🙂
—-++++—-
semoga tersampaikan mbak
kok masih berangan-angan c mas…….. g ad yg baru nih
hmmm mbah juga punya angan-angan berduaan am takako kitahara ato sora aoi wkkkkwkkkkwkkkkkkk
—-+++—-
memang saya tak bisa ngebut-ngebut Mbah, sayang kalau cepat berlalu
wah tentan masa lalu hampir sama dengan postingan aku pak,
puisi yang bagus , dan selalu inspiratif
-[—–____-
sebagian besar puisiku adalah masa lalu, maksudnya sudah ditulis lama baru di posting sekarang
puisi yg dahsyat sobat
—-+++—
terima kasih sobat
jamuran meski diambang punah, namun nuansa kedamaian, kebersamaan dibawah cahaya bulan, tak pernah lekang dalam ingatan.
bagai bangun dari mimpi …
—-+++—
masih tidur kok, mimpi sayang kalau terputus
insfirasi yang tak pernah berhenti
bait-bait indah dalam puisi
menyejukan hati
dan pembacapun memuji
—-+++—
terima kasih
Jalan-jalan cari inspirasi, mbaca tulisan indah.
—-+++—-
terima kasih
datang lagi nih……………………
—-+++—
matur nuwun mbah
Kok pusiang mahaminya ya, nggak terbiasa kali,
salam saja deeh. 😆
—++=—-
tak usah dibuat pusing, salam kembali
angan-2 sama banget dengan ide, keduanya gg dibatasi oleh ruang dan waktu…
asyik banget pak sunar and so pasti juga dalam banget tuh maknanya 🙂
—-+++—
kata Ebiet apa bedanya duduk merenung dengan melamun sama-sama diam membisu
kulihat jendela kamarku
terlintas bayang masa kecilku…
heheee…
tapi nggak ada kenangan tentang kebakaran pak
yang ada kenangan tentang kompor njeblug, nyaris terbakar dapur saya 🙂
salam, puisinya bagus
—–+++_—–
kalau masa kecilkku tidaqk kenal kompor njeblug karena masak nasinya pakai tungku kayu bakar
Selamat, anda termasuk blogger yang menerima tali asih dari saya.
Silahkan di cek di http://abdulcholik.com/penghargaan/peraih-tali-asih-para-penebar-pesona.
Silahkan mengirimkan nama dan alamat melalui email decholik@gmail.com untuk keperluan pengiriman tali asih.
Terima kasih atas peran sertanya dalam program-program unggulan di blog saya.
Salam hangat dari Jombang.
——–
Puisi nan apik dan harus dibaca dengan hati dan rasa.
Kalau saya hanya bisa membuat puisi mbelink atau puisi ngethril.
Salam
—+++—
terima kasih atas kepercayaan yang telah pak de berikan.
puisi mbeling juga asik lho
anginnya kenceng ya,,,
hehehehe
—-+++—-
sangat
nice
—+++—
terima kasih
jadi pengen tulis puisi nech,,,,,,,,,
—-+++—-
ayo jangan ditunda-tunda, nanti malah tak jadi
setiap baca puisi yang beginian saya perlu membacanya hingga dua, tiga kali.
—-+++_——
ayo tambah lagi, biar jadi empat, lima, atau enam kali
Blogwalking….lam kenal ea kang 🙂
salam sayank
—-+++—-
sama-sama
simak dulu …. di renungkan dan di …. wah …. begitulah puisi ….
\—–+++_—-
ya begitulah adanya puisi
wah mantep abis sang pujangga nih
—-++++——
mbah, jadi tersipu-sipu nih
PUISINYA DALEM..
mantab!!!
—-+++—
terima kasih
salam super,,,
mantap… saya terhayut,,, padahal lagi di kantor neeh !!!
—–+++—-
terima kasih Mas
good day …
visit now expect a lot for commenting on our blogs, ask to exchange links because I am interested in some of the blog’s content is here, for your attention Thank you
—+++—
thanks
sewaktu kecil aku tak pernah mengambil jamur, tak ada jamur di ladang kami..
mengambil pakis dan rebung [bambu muda] itulah yang sering kami lakukan
waktupun berlalu, walau aku sekarang masih berdiri di tanah yang sama
semuanya berbeda..
—-+++—-
kalau ditempatku pakis tak dimanfaatkan, kalau rebung ya tak jauh bedalah, mungkin bedanya saya sangat jarang mengambil rebung.
aduh…puisi ini menganyutkan lamunanQ ketika aQ sedang sendirian di suatu malam…rasanya sepi tapi seperti hendak membaca malam…
—-+++—
judulnya saja liarnya angan, jadi biarlah angan itu kemana-mana