Disadari atau tidak, hampir setiap hari kita bersinggungan dengan produk-produk bioteknologi, bahkan tak jarang kita pun mengkonsumsinya sebagai bahan asupan untuk mencukupi energi tubuh kita. Bisa sebagai lauk pauk atau cemilan.
Bioteknologi pada prinsipnya adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dalam menggunakan organisme (makhluk hidup) untuk menghasilkan produk dan atau jasa guna memenuhi kebutuhan manusia.
Meskipun namanya berkaitan dengan istilah teknologi namun sebenarnya produk-produk bioteknologi sudah ada sejak jaman dahulu. Bahkan sebagian besar produk bioteknologi konvensional (tradisional) tak memerlukan keahlian khusus dalam mengerjakannya. Orang yang tak pernah mengenyam pendidikan formal pun bisa menghasilkan produk bioteknologi ini, meskipun secara ilmiah yang bersangkutan tak mengenali sama sekali.
Disebut bioteknologi konvensional memang karena cara pengerjaannya yang mudah dan cukup praktis, tanpa memerlukan biaya yang tinggi, tanpa harus memiliki keahlian secara khusus. Dikatakan pula bioteknologi tradisional karena produk ini sudah dikenal sangat lama oleh masyarakat secara turun temurun tanpa harus melalui proses pendidikan formal. Produk-produk bioteknologi ini akrab di masyarakat.
Produk bioteknologi sederhana ini, sampai saat ini banyak diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat kita. Rata-rata dari nilai gizi terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan bahan bakunya. Peningkatan tersebut terjadi dari akibat aktifitas mikroorganisme yang terlibat dalam pembuatan produk tersebut.
Tempe yang menggunakan bahan baku kedelai adalah produk bioteknologi setelah melibatkan jamur Rhizopus oryzae atau Rhizopus oligosporus. Jika tempe sudah jadi, akan terlihat benang-benang berwarna putih di antara biji-biji kedelai. Benang-benang tersebut disebut dengan hifa yang membentuk anyaman sehingga kelihatan tebal dan rapat. Benang-benang itu yang sebenarnya adalah jamur atau masyarakat umum mengenalnya dengan istilah ragi tempe. Oleh masyarakat benang-benang tersebut bisa diambil dan dimanfaatkan kembali sebagai bahan pembuatan tempe berikutnya. Tempe merupakan makanan yang banyak digemari sebagai lauk pauk pengganti daging karena rasanya yang enak dan kandungan proteinnya yang cukup tinggi.
Namun hati-hati dengan jenis tempe bongkrek. Tempe yang satu ini bahan bakunya bukan dari kedelai, akan tetapi menggunakan ampas kelapa. Organisme yang digunakan untuk melakukan peragian (fermentasi) adalah Rhizopus nodosus. Tempe bongkrek merupakan jenis makanan yang hanya ada di daerah Banyumas, Jawa Tengah. Untuk saat ini tempe bongkrek tinggal cerita, karena efeknya yang menimbulkan keracunan menyebabkan pemerintah setempat melakukan pelarangan bagi masyarakat untuk mengkonsumsi tempe ini. Racun tersebut terjadi karena adanya kontaminasi bakteri Pseudomonas cocovenenans. Jika manusia mengkonsumsi tempe bongkrek yang telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut maka setelah lewat 4 hari akan mengakibatkan kematian.
Tape, atau di kawasan Sunda disebut dengan peuyeum umumnya dibuat dari singkong, ada juga di daerah Kuningan (Jawa Barat) menggunakan bahan baku berupa beras ketan putih dan sedikit ditambahkan ketan hitam. Dengan melibatkan bakteri Saccharomyces cerevisceae maka singkong atau beras ketan yang diperam sekitar 2 hari akan menjadi empuk dan berair. Rasanya pun berubah menjadi manis. Masyarakat umum mengenal Saccharomyces cerevisceae sebagai ragi tape. Jika pemeraman tidak sempurna maka rasanya akan menjadi masam karena terjadi kontak dengan oksigen dan tentu saja tercemar.
Kecap sebagai makanan yang banyak digemari baik sebagai bumbu masakan maupun teman makan bakso atau mie menggunakan kedelai sebagai bahan bakunya. Jenis kedelai yang digunakan tidak harus spesifik warna atau jenis tertentu. Bisa kedelai hitam, kedelai putih atau ampas tahu. Jika menggunakan kedelai, fermentasi yang berlangsung tanpa harus menambahkan mikoroorganisme, karena fermentasi akan berlangsung dengan memanfaatkan enzim yang sudah ada ketika kedelai dikecambahkan. Jika menggunakan bahan baku berupa ampas tahu maka diperlukan jamur Rhizopus sp seperti yang digunakan dalam pembuatan tempe atau menggunakan salah satu dari Aspergillus wentii, Aspergillus oryzae, atau Aspergillus soyae.
Di Jawa Barat dikenal makanan tradisional memanfaatkan bungkil kacang tanah atau ampas tahu sebagai bahan bakunya. Makanan tersebut dikenal luas dengan nama oncom. Bungkil kacang tanah direndam selama semalam keesokan harinya bungkil tersebut dikukus sampai matang kemudian dicetak. Setelah cetakan dingin, barulah ditaburkan ragi Neurospora sitophila. Kemudian disimpan di tempat yang teduh sampai tumbuh jamur oncom dapat tumbuh dengan subur. Warna yang dihasilkan tergantung dari bahan bakunya. Jika menggunakan bungkil kacang tanah akan menghasilkan oncom berwarna merah atau abu-abu tua. Kalau berbahan baku ampas tahu, dihasilkan oncom berwarna keputih-putihan.
Contoh-contoh produk bioteknologi yang disebutkan di sini baru sebagian kecil dari produk bioteknologi yang dikembangkan di masyarakat kita. Belum lagi kalau membahas produk bioteknologi konvensional yang secara tradisional telah dimanfaatkan di negara-negara lain.
Great post. I was checking continuously this blog and I’m impressed!
Very useful info particularly the remaining section 🙂 I maintain such information much.
I used too be looking for this particular
info for a very lengthy time. Thank you and best of luck.
tank’s for your information,,,,
Iya ya.. makanan-makanan yang diatas itu semuanya bisa kita masukan ke dalam kategori Biotechnology ya… Nggak kepikir sebelumnya.
thanks Pak..
salam kenal ya bro……..
jangan lupa kunjungan balek nya
————–=============——–
ok
salam kenal ya……..
jangan lupa kunjungan balek nya
Salam kenal.
Oh ya, di tempat saya ada cerita lucu tentang tapai (tape). Dulu katanya pada jaman penjajahan jepang, gula sangat sulit di dapat. Ketika tentara jepang mencicipi tapai yang dibuat oleh penduduk pribumi, mereka marah bukan kepalang, soalnya dikira tapai dibuat menggunakan gula, padahal rasa manis tapai dari hasil fermentasi amilum menjadi glukosa.
————-=================————
cerita yang sangat menarik itu,detil ceritanya boleh dong diemailkan ke aku
Potensi alam Indonesia sangat luar biasa bang Narno, mungkin karena kurang kreatif saja atau kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengelolanya.
—————===============———–
perlu pula dukungan pemerintah
kalau di daerah kalimantan ada buah duren, kulit cempedak yang diawetkan hingga berminggu, apa ini termasuk bioteknologi pak
—————===================———
prose pengawetannya menggunakan bahan kimia apa agen biologi pak? kalau menggunakan agen biologi itulah bioteknologi
Tempe dan kecab, salah satu produk bioteknologi dari nenek moyang kita yang sering dipandang sebelah mata.
—————-================————
yang meremehkan sebenarnya tidak tahu, atau bisa jadi hanya karena gengsi semata
Saat ini kedua makanan tersebut sudah tidak dipandang sebelah mata lagi, di Jepang sudah ada pabrik tahu modern.
—————-==============———–
hanya beberapa orang yang sok gengsi saja kok yang memandang sebelah mata tanpa tahu nilai gizinya
Dirumah saya ada pabrik bioteknologi Mas Narno, sebuah tempat sampah plastik yang akan mengubah sisa-sisa makanan menjadi pupuk cair organik..:)
————–==================————–
tadinya saya kira sampah plastiknya yang diubah menjadi pupuk cairnya, kalau itu bisa terobosan yang luar biasa
Trimakasih pak, bioteknologi melibatkan jasa serikat pekerja mikroba. Mikroba yang dalam pengertian umum lebih dikenal sebagai kelompok patogen. Salam
kunjungan perdana dan salam kenal
Hui Cilembu alias Ubi Cilembu juga masuk donk????
desaku dikenal dengan jati tempean pak narno karena penduduknya banyak membuat tempe. jadi saya paling suka sarapan pakai tempe.
smga bisa dkmbngkn, dn nnti’a mmbri kontribusi tuk negara kita… 🙂
Dengan akal dan ilmu, manusia mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki. Kita bersyukur bahwa manusia dianugrahi keduanya.
Seandainya kita tak punya akal & ilmu, maka bisa dipastikan tak ada teknologi, tak ada inovasi.
Kemana2 mungkin kita masih jalan kaki…
di Bukik ada dadiah, paman.
semacam yoghurt tradisional minang
yang dibuat dari susu kerbau yang difermentasi secara alami di dalam tabung bambu.
Ngai, kirimi aku dunk…
—————================——–
kirimi aku juga ya