Archive | November 2019
You are browsing the site archives by date.
Betapa Pasrahnya Daun
Betapa pasrahnya daun melepaskan diri dari keperkasaan Setelah lama bersama dalam menentukan tumbuh memanjang melebat Hijau yang semakin memudar digerogoti coklat Kehilangan daya pikat, meluntur daya hisap Membantu kapilaritas keperkasaan akar Agar tak tersendat, juga tidak merana kepanasan kekeringan Mengorbankan diri jadi kering Lepas dari pijakan tangkai melantai Meliuk-liuk robek bret bret bret bret terbelah […]
Jalanan yang Mulai Tak Ramah
Dedauanan di pinggir jalan beterbangan. Menendang-nendang kenangan. Musim hujan yang baru sekejap bertandang. Angin mempercepat gerakan. Meliuk tak karuan. Sebentar ke utara tetiba berbalik arah. Menimpa wajah gelagapan. Di atas motor berboncengan. Menahan umpatan. Jalanan yang mulai tak ramah. Asap knalpot mesin dua tak seenaknya menyeruak. Seharusnya sudah masuk barak. Digudangkan atau dimuseumkan. Janganlah. Itu […]
Musim Laron telah Tiba
November. Hujan kemaren lumayan deras. Meski hanya sekilas. Musim kawin laron telah tiba. Berebut pintu sempit meninggalkan sarang. Dalam penjagaan ketat para prajurit. Mengucap selamat jalan. Tak ada selamat datang. Laron-laron tidak akan pernah kembali pulang. Perbendaraan kata itu tak ada dalam kehidupannya. Anak-anak kecil menunggu dengan sabar. Berbekal wadah plastik putih sekiloan. Menunggui tiga […]
Hujan Dinantikan Anak Bengawan
Siapakah itu? Pelesir angin membuat dingin. Jalan aspal pada kelok menuju musim. Banyak yang berceloteh seperti buang angin. Katanya kali cemoro telah kering. Bagaimana bengawan? Bukankah gesang telah menceritakan. Sambil melompat menikmati ketupat. Berdayung lamat-lamat. Kidungnya masih kita dapat. Tetap mengalir sampai jauh, hilangnya kelautan juga. Biarpun kali cemoro keruh. Tidak begitu berpengaruh. Bagaimana katanya […]
Nyaring Hujan di Pagi Hari
Selepas berbaring mengambil air bening di samping. Kudengar ada suara-suara pelan menerpa jendela. Mengetuk-ngetuk pintu pagar. Suara-suara menimpa atap rumah. Ada nada nyaring di belakang rumah. Siapakah sepagi ini berloncatan di udara. Bermain-main pucuk dedaunan. Tupaikah yang sedang memilah kelapa tua? Sepagi ini? Rupanya ada yang datang. Mengajak bersenandung membawakan kidung. Menyambut subuh yang belum […]
Di Tengah Percampuran Musim
Tak jarang aku bimbang. Ini kemarau atau penghujan. Banyak pertanyaan tumbuh setiap subuh. Sembari menderaskan ayat-ayat alquran sebelum berangkat subuhan. Tak ada halangan hujan di perjalanan. Bukan hanya tak ada hujan, juga lengang minim kendaraan lalu lalang. Mungkin yang ke pasar belum kepikiran untuk pulang. Tak jarang aku bimbang. Ini kemarau atau penghujan. Di siang […]
Biarlah Kucatat dalam Ingatan
Aku lupa sampai paragraf keberapa Mengabadikan kenangan di perantauan Tentang kabut yang merebut jarak pandang Meliuk melanglang tujuan tak karuan Orang-orang menyalakan perapian Dari kayu-kayu potongan Mengalungkan sarung menghangatkan Sesekali malam-malam bertandang Tak lupa film kungfu jadi tontonan Di akhir tahun sembilan puluhan Masih kuingat kau terbahak-bahak Aku tersedak gara-gara klembak Di depanku kau hisap […]
Menanti Denting Nyaring Hujan
Menantikan suara hujan dengan denting nyaringnya. Berbilang bulan belum juga bertandang. Kemaren kata kawan tunggu saja beberapa hari kedepan. Jauh di kampung sana sudah lama berkubang, imbuhnya kemudian. Seperti kegembiraan bendungan mewadahi aliran sungai yang mengembang. Sayangnya pendangkalan tak terhindarkan. Mungkin gundulnya hutan juga telah dikembangkan, sekedar untuk hunian jika betul demikian kata para pengembang. […]
Kenangan
ketidaksengajaan yang kutemukan dalam perjalanan menendang-nendang kenangan pada pertemuan yang tak direncanakan di jelang petang nama yang tak pernah disebutkan menderas kenangan senyum mengembang terkenang-kenang sekejap pertemuan sayangnya tak ada kata perkenalan
Tengah Malam Lewat
memupuk rindu yang belum juga temu Pada wajah cerah tercatat sepanjang sejarah tanpa goresan pada kanvas tengah malam lewat di atas sajadah menderaskan melafalkan mengulang-ulang menyebut namanya Ramadhan al buthi Al Mubarakfuri telah kuikuti menderasnya berkali-kali semenjak dilahirkan sampai dimakamkan nop 2019