12 Komentar

1998

Kulihat televisi setiap hari
Di mana-mana demonstrasi
Di kota-kota besar demonstrasi
Di kota kecil juga ikut demonstrasi
Ibukota didominasi
Gedung DPR/MPR diduduki
Dikepung berhari-hari
Terutama para mahasiswa mahasiswi
Kabarnya ada yang tertembak mati
Mereka katakan korban di Trisakti
Kemudian hari digelari pahlawan reformasi

Masih juga kata televisi
Makin ngeri pada kerusuhan mei
Pembakaran entah siapa yang memulai
Penjarahan yang katanya bertubi-tubi
Tak sedikit yang lari ke luar negeri
Langkah mencari perlindungan diri
Pusat perbelanjaan banyak merugi
Siapa pula yang meratapi

Dua puluh mei
Di kotaku sendiri
Akupun ikut demonstrasi
Sebentar lupakan skripsi
Penghitungan ulat bisa nanti
Sesuai jadwal yang dimodifikasi
Kuliah jadi libur hari ini
Kadang duduk kadang berdiri
Sembari santai mendengarkan orasi
Tuntutan atas nama anak negeri
Ada seorang bapak pakai baju korpri
Sendirian tampilnya begitu berani
Yang lain tak ada pegawai negri
Muncul dengan wujud jatidiri
Apalagi ke depan ikut orasi

Bapak berbaju korpri yang kemudian hari kukenal sebagai seorang penyair. Sempat mengundangku menghadiri peluncuran puisi: Kemarau dalam sekumpulan sajak.

12 comments on “1998

  1. […] Sunarno Kampung Manisku // 1998 // “98 yang […]

  2. […] Sunarno Kampung Manisku // 1998 // “98 yang […]

  3. Pertama kali baca puisi ini, aku speechless dan bingung mau komentar apa. Baca yang kedua kalinya, masih juga speechless. Mungkin karena puisinya terlalu dalam. Terlalu nyata. :”) Tapi aku penasaran, siapa bapak berbaju korpri itu?

  4. Waaa penggambaran yang bagus. 😃

  5. Hi my friend
    what’s up
    I still in Hospital but tomorrow doctors staff wors on my heart (pace maker) I hope you be fine
    see ya soon my friend
    Gianmarco 🙋

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

True Love for Sale

by Peach Berman

trozos de mazapán.

cartas o historias pequeñas de amor tan dulces y desmoronables como un mazapán.

HorseAddict

The world is best viewed through the ears of a horse.

Apeka

Meramu, Menulis, lalu dikenang 🌻

DoRee MelNic

Grief Out Loud. Art. And Life.

MYSELF

AS HUMILDES OPINIÕES DE UMA MULHER DE CORAGEM QUE DIZ SIM À VIDA!

Wholly Integrating Spirals

Integrating the spirals to free mind, body, spirit, and soul.

Wolff Poetry Literary Magazine

A Poet's Place | Wolff Poetry Literary Magazine is Publishing Poetry Submitted by Published & Emerging Writers,

Katherine's Blog

In Kate's World

BBYCGN Writing

Truth Via Stories, Quotes, Poetry, Art and More…

Istiqomah, bersabar, dan bersyukurlah selalu... Karena Allah selalu ada bersamamu...

Tersenyumlah,, Allah mencintaimu lebih dari yang kau perlu (Tasaro GK)

%d blogger menyukai ini: