Sepuluh Tahun Bersama WordPress

Tidak terasa ternyata aku telah melewati sepuluh tahun bersama WordPress. Sore ini mendapatkan kabar tersebut berupa ucapan selamat.

Naik turun aktifitas mengisi blog ini telah banyak kulalui. Teman lama telah banyak berganti yang baru. Sebagian besar telah berganti. Suasana pola keakraban juga telah berubah. Awal-awal sepuluh tahun yang lalu WodPress belum memperkenalkan adanya tanda jempol sebagai wujud like. Tanda kita telah berkunjung ke teman biasanya agar dikenali maka berupa komentar langsung. Tak jarang obrolan panjang bisa terjadi untuk satu postingan.

Mengingat itu semua kadang rindu juga. Teman-teman bercengkerama di dunia maya lewat blog sekarang masihkah aktif menulis. Jika masih di mana menulisnya. Ada beberapa saat itu sudah pensiun dari dunia kerja. Ada seorang purnawirawan dari Jawa Timur yang rajin berbagi berbagai kenangan ke sesama bloger. Ada yang lewat perlombaan, ada juga yang dari undian. Aku termasuk yang beruntung mendapatkan bingkisan kaos doreng dan buku tentang WordPress.

Ada seorang ibu pramugari yang sudah pensiun juga saat itu. Pernah bertukar buku denganku. Ada juga yang benar-benar kejutan. Aku entah urutan keberapa jadi komentator di blog beliau yang kemudian seorang ibu mengganjarku tiga buku sekaligus. Triloginya Laskar Pelangi.

Dokter gigi dari Sumatra yang kabarnya telah pindah ke Yogya, tak tahu lagi jejaknya. Bapak Guru yang sering lucu dalam setiap postingannya, padahal beliaunya guru matematika.

Masih sangat banyak untuk bisa dikenang dan sepertinya sulit untuk menemukan kembali di antara teman-teman. Kini telah berganti dengan teman baru yang lebih banyak meninggalkan jejak berupa jempol karena WordPress telah menyediakan.

Oh iya, sepanjang aktif menulis di WordPress, maka tulisan yang paling dominan adalah puisi. Karenan memang sejak awal sudah kuniatkan untuk itu.

Inilah sedikit renunganku yang di tahun kesepuluh, selain yang pernah hilang, entah berapa lama sebelumnya aku tak mengingatnya secara pasti.