2 Komentar

Teruntuk Diriku Sepuluh Tahun Mendatang

Wahai diriku di masa sepuluh tahun mendatang.

Apakah yang engkau pikirkan. Masih setia tentang musim yang hanya ada dua di negeri ini, atau terpikirkan musim yang lain entah apa itu namanya. Masih adakah goresan kata-kata yang disebut puisi ataukah sudah pensiun dini. Ah, kenapa pula ada pensiun dini memangnya pegawai negri.

Seperti air mengalir, tak tahu kapan sampai ke muara. Berapapun kelokan yang harus dilalui, selalu ikuti saja. Itulah diriku yang tak banyak menyusun rencana. Masih ingat puisi itu? Kita tak pernah benar-benar merencanakan. Rencana-rencana disusun, kejadian berlangsung belum tentu terhubung. Ini soal pribadi, ingat ya, soal pribadi yang dimaksud tak pernah benar-benar merencanakan.

Masihkah engkau tahan pada godaan angin pegunungan. Mengilik saraf kedinginan berkepanjangan. Mungkin gigil adalah menu tak tergantikan apalagi keseharian hujan tanpa halangan. Belum juga saat kemarau panjang ditambah bediding berkepanjangan serasa matahari tak berarti tetap saja menggigil begini.

Ataukah kegerahan sedang pohon-pohon bertumbangan penebangan makin tak beraturan melebarnya area pembangunan. Tanah tak lagi ramah memberikan remah-remah kesuburan. Karbondioksida menjamah apa saja makin berkuasa musnah pengendalinya makin berkembang produksinya. Oksigen semakin keringkerontangkan berjuta-juta paru-paru berebutan mendapatkannya. Hidung gelagapan menyaring segala macam polusi hasil buangan. Jelaga mengental nyangkut di area penyaringan.

Jika demikian masihkah dapat menuliskan barang satu dua sajak kehidupan, sajak kenangan, sajak perjalanan ataukah mampet bersama keringnya mata air yang jadi rebutan

Sudahlah, tak perlu berkepanjangan. Surat ini kusimpan untuk sepuluh tahun mendatang. Semoga ada umur panjang

Salam
Kampungmanis, 06032020 (pernah tanyang di blog group ikatan kata)

Iklan

2 comments on “Teruntuk Diriku Sepuluh Tahun Mendatang

  1. Keren pak

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

True Love for Sale

by Peach Berman

trozos de mazapán.

cartas o historias pequeñas de amor tan dulces y desmoronables como un mazapán.

HorseAddict

The world is best viewed through the ears of a horse.

Apeka

Meramu, Menulis, lalu dikenang 🌻

DoRee MelNic

Grief Out Loud. Art. And Life.

MYSELF

AS HUMILDES OPINIÕES DE UMA MULHER DE CORAGEM QUE DIZ SIM À VIDA!

Wholly Integrating Spirals

Integrating the spirals to free mind, body, spirit, and soul.

Wolff Poetry Literary Magazine

A Poet's Place | Wolff Poetry Literary Magazine is Publishing Poetry Submitted by Published & Emerging Writers,

Katherine's Blog

In Kate's World

BBYCGN Writing

Truth Via Stories, Quotes, Poetry, Art and More…

Istiqomah, bersabar, dan bersyukurlah selalu... Karena Allah selalu ada bersamamu...

Tersenyumlah,, Allah mencintaimu lebih dari yang kau perlu (Tasaro GK)

%d blogger menyukai ini: