Beberapa waktu yang lalu ada kegiatan unik di lapangan STISHK. Para pekerja menanamkan pipa paralol sepanjang kurang lebih satu meter tegak lurus ke dalam tanah. Tidak hanya satu atau dua paralon saja tapi cukup banyak. Paralon itu tidak dibuat rapat tetapi banyak lubang-lubang kecil yang sengaja dibuat, juga tutup bagian atas pun sengaja dibuat berlubang.
Dinamakan apakah paralon-paralon itu?
Paralon itu dinamakan lubang resapan biopori atau cukup disebut lubang biopori. Ini merupaka metode alternative seerhana untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Selama ini setiap kali hujan di beberapa daerah dikeluhkan segera disusul dengan banjir, hal ini terjadi karena rendahnya resapan air ke dalam tanah. Sebagian besar air hanya mengalir di permukaan sehingga memicu terjadinya banjir.
Lubang biopori umumnya dibuat silindris (pipa paralon berbentuk silindris) yang ditanam di dalam tanah, dengan kedalaman mencapai 100 cm dengan diameter 10 cm.
Metode biopori ini pertama kali dicetuskan oleh Dr. Kamir R. Brata, seorang peneliti seorang peneliti dan dosen di Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Lubang Resapan Biopori berupa sebuah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Lubang ini akan memicu munculnya biopori secara alami di dalam tanah.
Biopori sendiri merupakan sebuah istilah untuk menjelaskan adanya lubang-lubang di dalam tanah yang bisa terbentuk dari aktifitas organisme di dalam tanah (cacing tanah, rayap, semut, jangkrik, akar tanaman). Lubang biopori yang telah terbentuk akan terisi udara dan menjadi jalannya air untuk menelusup ke dalam tanah.
Prinsip kerjanya sangat sederhana. Lubang biopori yang telah disiapkan dengan sedikit sampah organik akan memancing datangnya berbagai aktifitas organisme tanah seperti semut dan cacing serta akar tanaman untuk membuat lubang-lubang kecil di dalam tanah.
Semakin banyak lubang resapan yang dibuat maka akan semakin banyak pula aktifitas organisme tanah dalam membuat lubang-lubang kecil. Lubang-lubang kecil yang terbentuk menjadi saluran penting bagi air pada musim hujan. Air yang biasanya mengalir dipermukaan, masuk ke dalam lubang biopori kemudian meresap ke dalam tanah. Semakin banyak air yang meresap maka semakin sedikit air yang masih tetap mengalir di permukaan tanah, sehingga bahaya banjir bisa dihindarkan.
Manfaat selanjutnya, dengan banyaknya air yang meresap ke dalam tanah, maka akan meningkatkan daya ikat tanah tanah terhadap air. Maka cadangan air tanah meningkat. Tumbuhan mudah tumbuh karena meningkatkan air tanah berarti kebutuhan air untuk fotositesis mudah didapatkan. Sumur-sumur warga tidak akan kekeringan di musim kemarau dengan adanya cadangan air ini.
Manfaat lain yang bisa kita dapatkan adalah, dengan adanya biopori ini akan meminimalkan genangan air di sembarang tempat. Kita pahami bahwa genangan air dalam waktu lama akan menimbulkan aroma yang tidak sedap. Lebih lanjut, genangan air yang dibiarkan saja dapat memicu pertumbuhan berbagai jenis penyebab penyakit. Jadi biopori juga dapat mencegah berjangkit penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, kaki gajah, kholera.
Aktifitas organisme tanah di dalam lubang biopori akan mengubah sampah organik menjadi terurai menjadi kompos. Aktifitas cacing tanah dan rayap yang kemudian dilanjutkan oleh berbagai fungi dan bakteri tanah maka kesuburan tanah semakin terjaga. Kompos sangat berguna untuk pertumbuhan tanaman.
Aktifitas organisme tanah ini juga turut mencegah pelepasan gas emisi ke udara bebas. Jadi akan berpengaruh pada teduhnya suhu lingkungan. Terasa lebih adem. Efek rumah kaca akibat berlebihnya karbondioksida di udara bisa dihambat lajunya.
Ternyata banyak banget ya manfaat biopori. Terima kasih untuk infonya, Pak! 😍
sama-sama
wow!!! very good!
thanks