Sepagi ini telah kubaca puisi. Puluhan puisi kujelajahi. Kunikmati ritme, irama, nada, makna yang kutangkap. Bisa saja berbeda dengan yang dimaksud penulis aslinya, apalagi dengan bahasa yang berbeda. Biar saja. Kuyakini pembaca memiliki hak untuk menafsiri.
Setelah satu juz Al Qur’an kuselesaikan, kusempatkan menjelajah dunia maya. Berbagai bahasa ada puisinya. Jujur saja semuanya atas jasa google terjemah, tak bisa sendirian kujamah multibahasa. Aku sangat terbata-bata dalam penguasaan bahasa, tapi aku suka puisi dari berbagai negara.
Enaknya dunia maya. Mudah dan murah untuk mengaksesnya. Aku bisa berselancar sesukanya. Menikmati sajak, puisi, poetry, poem, atau apalah namanya. Dari yang cukup tiga baris sampai yang sangat berpanjang kata.
Saat kubaca, sangat mungkin pemilik tulisan masih dalam tidurnya, karena perbedaan waktu yang lumayan banyak. Semoga ke depan aku masih bisa membaca
Nice
Thank you for having Google Translate on your site, Sunarno. Sometimes I think there is more to a poem than is evident in the translation, but we do our best to understand! ❤
Maasyaallah 2 tahun sy tdk bloging sy kaget pak sunarno ternyata masih istiqomah menulis hampir setiap hari,
berusaha menyemangati diri untuk selalu menulis tiap hari, semoga menular untuk anak didik saya
Pengen ketularan juga pak sy, sy klo hati g di keruk dulu g bs keluar puisi sma sekali, seolah bahan bakar mesin puisinya adl tragedi .
Kondisi tenang n flat susah pak mau nulis, gimana ya caranya
saya banyak membaca puisi orang lain, termasuk yang saya post kemaren, dalam berbagai bahasa, selama masih bisa di google terjemah
Pak Narno masih aktif ngeblog sampai sekarang, pak?
alhamdulillah, masih
Tumben non fiksi wkwk
ini juga dalam rangkaian fiksi, membaca yang fiksi wkwkwkwk
Lagi gak ada ide ya, Pak?
Ini juga bagian dari ide
Coba nonton film/drama Korea Pak,
hehe, aku ga suka nonton drama