jawa
Srengege Dhelik Wae
wis mlayu-mlayu ora ketemu pirang-pirang dino ademe koyo ngene macul suwe yo ora kemringet malah sisih kulon kae tambah peteng pedhut alon-alon ngebaki panggonan jane didhelekke sopo iki pirang-pirang dino ora jumedul ono ngendi kudu digelekki ngendi kademen koyo ngene srengenge wis suwe dhelik wae kampungmanis, 7 jan 2023
Mbah Lurah Pahlawan Kami
Kami biasa memanggilnya mbah lurah. Entah siapa yang memulai. Kami hanyalah generasi akhir yang memanggilnya demikian. Ngikut saja kakak-kakak kami mengucapkan. Secara formal pun kami tidak tahu, karena penggantinya tak mau dipanggil pak lurah, maunya disebut bapak kepala desa. Kisah ini pun sebenarnya agak remang bagiku. Yang teringat jelas saat masih kanak-kanak, setiap lebaran berombongan […]
Seperti Kota Mati
melayang-layang di atas kota bayang-bayang sepi mengalahkan gemuruh Merapi lengang, seperti kota mati tanpa lalu lalang di batas kota rapat penjagaan menghadang semua jalan ketidaksabaran menggigilkan menggantung pertanyaan sampai kapan demikian seperti kembali jaman perang di mana-mana ada ketakutan serangan tiba-tiba dan begitu mematikan kampungmanis, 18 juli 2021
Sepi yang Kita Ikuti
pada sepi yang sengaja kita ikuti melupakan keramaian di perempatan hanya kita berdua, berdiang sambil makan semacam engkau menculikku dari tengah perayaan melewatkan sekian penampilan seperti engkau paham tak ada yang bisa kulakukan di tengah gemuruh nyanyian kabarnya selalu dipertandingkan tiap perayaan tujuhbelasan inikah khas pegunungan? mungkin selepas lelah mengaduk ladang musim kering […]
Tentang Merapi yang Kukenang
Telah kuterima kabar dari kampung halaman. Ada semburan enam ribu kilometer tingginya. Baru saja subuh beranjak di awal maret. Berlangsung empat ratus lima puluh detik mengalir menuju kali Gendol. Waspada tetap dijaga. Kabarnya aktivitas sebelah barat tetap biasa, pada kampung paling puncak. Abu meliuk ke utara sampai kota. Segera lenyap dibasuh hujan. Lengan kenangan menarikku […]
Biarlah Kucatat dalam Ingatan
Aku lupa sampai paragraf keberapa Mengabadikan kenangan di perantauan Tentang kabut yang merebut jarak pandang Meliuk melanglang tujuan tak karuan Orang-orang menyalakan perapian Dari kayu-kayu potongan Mengalungkan sarung menghangatkan Sesekali malam-malam bertandang Tak lupa film kungfu jadi tontonan Di akhir tahun sembilan puluhan Masih kuingat kau terbahak-bahak Aku tersedak gara-gara klembak Di depanku kau hisap […]
AKU MENGINGATNYA
Aku mengingatnya Kisah lintang kemukus dinihari Berselimut kabut menutup Tersamar wajah pada remang Kerontang berkepanjangan Juga kelaparan tak terhindarkan Entah apakah sebuah hukuman singa padang karautan pernah dikisahkan. Lintas kemukus kabut turut membungkus bediding ikut menusuk mata terkantuk-kantuk awal singasari terbentuk akupun mengingatnya kisah singasari yang takluk pamalayu ke luar banyak yang merunduk dalamnya kosong. […]
CERITA YANG ENGKAU GENGGAM
Cerita yang engkau genggam Tentang senja berisi pemakaman Di sebuah bukit yang tenggelam Kisah masa silam yang tetap terngiang Berulang-ulang dikisahkan Dengan harap tak terulang Dikisahkan suatu siang Penghilangan itu dilakukan Pelor emas yang pungkasan Kabarnya melawan kekebalan Yang sejengkal tak mempan Dikisahkan kemudian Ditinggalkan bersama kafan Diselipkan beberapa uang Silakan yang melakukan perawatan Tentang […]
ANGKRINGAN
para imsomnia menikmati wedang celoteh ringan di perempatan bersekutu dengan waktu tak ada kata jemu obrolan tanpa tentu satu-satunya menu selalu diseling wedang jahe sejumput nasi kucing sepincuk terkantuk-kantuk mumpung belum gerimis apapun jadikan ceriwis tak melulu milik gadis menertawakan apa saja asalkan bahagia para imsomnia menikmati nasi kucing menyesap wedang jahe sambil menggumamkan musim […]