Archive | Oktober 2020
You are browsing the site archives by date.
Sematan
sematan itu yang kau bicarakan berulang-ulang kembali diulang di setiap perhelatan penuh keramaian perbedaan tajam dikatakan hanyalah penafsiran jalanan meninggalkan fakta yang faktual menjauhi kenyataan semakin berkembang bercabang-cabang tak karuan makin tak paham semakin banyak kebenaran yang dibenar-benarkan sematan-sematan berkepanjangan
Pintu Keluar
lalu kita turutkan jalan sendiri-sendiri sebelum kesepakatan menjadi ikatan pintu keluar yang tak perlu diperdebatkan
Kado yang Tak Diharapkan
tak usah banyak mengolah katadiksi-diksi yang disembunyikankemudian berhamburandi jalanan banyak penolakanmungkin beda penafsiranmenurut siapa demikian rajutan kata dalam genggamantak pernah diulurkandisepakati palu dalam ketukantinggal tunggu tanda tanganuntuk apa dipermasalahkan didendangkan perlawananuntuk siapa sebenarnyakado yang tak diharapkan
Unras
barangkali perbedaan perlu disikapi pertentangan berawal dari tak penerimaan kesimpangsiuran melebarkan perbedaan dikatakan itu tidak benar, tapi tak dijabarkan apa yang sebenarnya telah disepakatkan kesepakatan kebaikan tak mungkin dilawan jangan salahkan unras jadi pilihan melawan gas air mata dan pentungan mengharapkan keadilan yang transparan meski draf saja masih diperdebatkan pada palu yang telah diletakkan […]
Jumatan
seperti kalimat panjang yang dilantangkan saat jumatan janganlah banyak berbincang juga tahanlah kantuk sejenak nanti kehilangan kesempatan
Rindu Pulang
akhirnya aku sampai pada meninggalkan kota yang pernah kita bersama-sama mengeja pagi lewat pematang tepi pemukiman jalan pintas, meringkas langkah karena panas matahari sama saja sebelum sampai ke ruang belajar juga di tepian pemukiman, ujung lainnya telah tuntas menelusuri waktu ketika daun kentang ditelentang berulang sedang hujan tak mungkin dihadang hanya beberapa yang berani […]
Siapa Bilang
siapa bilang aku menolak hujan tiap kerontang selalu jadi harapan pada langit tak berhenti digamit pinta berkepanjangan tiada bosan komat kamit dilantunkan syukur selalu pada Tuhan
Momen
di kemarau yang kerontang ada momen yang kutemukan kita tak lupa mendirikan gawang di tengah sawah yang pecah bermain bola sepuasnya sambil membiarkan kambing memilah rumput kering sebelum kita pulang menggiring
Di Jalur Selatan
berulangkali barangkali tidak hanya ini selalu ada di jalur selatan belasan tahun silam pada jangkauan remang kenangan suara lantang tanpa musik iringan di antara jejalan pemumpang juga tanpa AC dinyalakan pastilah campuran keringat aroma yang tak karuan asap tembakau berkibaran pada tubuh-tubuh menikmati kantuk kau beri suguhan centang perentang perekonomian yang belum tentu […]
Monumen
tangan kanan melambai tegak menyandang tas di samping buku-buku dalam dekapan tangan kiri berperan menghadap ke selatan di perempatan dalam balutan pakaian seragam seperti melangkah penuh keyakinan songsong masa depan kami penerus perjuangan