kini ngilunya dada sudah seperti biasa oleh lancipnya kata-kata seringkali dilesatkan begitu saja disertai tawa seperti tak ada puas-puasnya menyesap murka yang tak berdaya dijadikannya tontonan semata selagi bisa menjadi pengendali kata-kata yang lain tak boleh membantahnya apalagi melesatkan dari busur yang beda dengan kualitas sengilunya jangan coba-coba segala kehormatan ada padanya yang sedang menguasai kata-kata satu perlawanan akan jadi alasan sebuah pembangkangan tak berkesudahan jadi bahan bulian tak ada habis-habisnya siapa saja hanya bisa berpura-pura tak ada rasa di dada selain bahagia bersama menikmati pesta yang pora semakin lupa pada kenyataan sesungguhnya kampungmanis, 8 agustus 2022
Lupa yang Sesungguhnya
Sukses yang Sesungguhnya
Kita sudah hafal betul yang dikenal sebagai doa sapu jagad. robbana aatina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqinaa adzabannaar. Siapa yang tidak mau sukses dunia akherat, tentu tidak ada. Sukses sepenuhnya, sukses dunia akherat. Kesuksesan akherat adalah kesuksesan yang hakiki, berbekal kebaikan-kebaikan dan keimaman selama di dunia. Sedangkan kesuksesan dunia sebagaimana teorinya Einsten tentang relativitas, maka kesuksesan dunia juga sangatlah relatif. Dari mana memandangnya, atau mungkin juga siapa yang memandangnya sebagai sebuah kesuksesan. Bisa juga sukses itu karena telah sesuai dengan apa yang telah diprogramkan sebelumnya.
Seorang petani itu sukses jika tanamannya subur dengan panen yang melimpah, harga jual tinggi. Tidak ada gangguan hama lagi. Pelajar disebut sukses jika meraih apa yang diharapkan tentang prestasi akademiknya terutama, sejalan dengan rencana atau program yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Demikian juga pedagang merasa sukses jika dagangannya laris dengan keuntungan yang melimpah. Jadi, tiap hal memiliki kesuksesannya sendiri, yang bisa saling berkaitan, bisa juga menjadi bagiannya masing-masing yang terpisahkan.
Demikian juga santri di ponpes Husnul Khotimah, ada yang menyukseskan program sekolah dengan prestasi akademik atau juga non akademik. Berbagai perlombaan di antaranya MHQ, LKBB, seni, fotografi, film pendek, pramuka; dapat meraih juara baik tingkat local maupun nasional.
Sejalan dengan visi Madrasah Aliyah yaitu terwujudnya lulusan yang berkepribadian dai unggul dalam bidang keagamaan, sains dan sosial. Maka santri harus menjadi generasi Rabbani. Dalam tafsir Tobari dijelaskan zaaiim, layak menjadi pemimpin, aliim memiliki ilmu pengetahuan. Basyirun fittadbir pemahaman tentang manajemen. Basyirun bisyiyasah memiliki pemahaman politik yang baik, kondisi politik yang seperti apa. Qoimun bisyuuniraiyaah bima yasluhu lahum peduli terhadap urusan masyarakat, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Sebagaimana sifat muslim nafiun lighairihi.
Untuk meraih sukses di masa mendatang sebagai seorang muslim maka kembali ke surat Al Anfal:60 wa aiddu lahum mastata’tum min quwwah wanin ribaatil khair turhibuna bihi aduwwi wa aduwwakum…
Wa aiddu lahum siapkanlah mereka, berarti kita sedang bersaing dengan yang lainnya. Ketika lahir maka artinya ada tantangan untuk persaingan termasuk dengan non muslim. Mastata’tum apa yang kalian mampui, artinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, apa bisa bukan ma aradtum semau kalian. Min quwwah dari segala potensi yang dimiliki.
Kata Quwwah ini dalam Bahasa Arab itu nakiroh (umum) meskipun dalam tafsir awal itu adalah perang quwwatur romyi (kekuatan lemparan) karena ini nakiroh berarti segala kekuatan harus disiapkan oleh santri. Baik kekuatan aqidahnya sehingga tidak terpengaruh aliran sesat. Apalagi di kampus yang heterogen. Kalau keimanan tidak kuat bisa tergoyahkan. kemudian quwwatul ilmi (kekuatan ilmu) sehingga memiliki semangat terus belajar sebagaimana mencontoh salafus shaleh dan meneladani apa diajarkan para asatidz, meneladani para ulama baik ulama ilmu syari maupun yang kauni. Termasuk juga quwwatul jasad, fisiknya juga harus bugar, santri harus menjaga kesehatannya. Pola hidup sehat harus diamalkan mengikuti contoh dari Rasulullah. Makan makanan yang bergizi, bagus kalau makan kurma dan madu. kemudian Tidur tidak larut malam dan bangun lebih awal jam 3 sehingga bisa qiyamullail.
Termasuk kekuatan maal atau kekuatan finansial. Sekarang era digital dibutuhkan juga anggaran-anggaran dimana harta juga untuk kemaslahatan dia. Jadi dengan kekuatan aqidah, ruhiyah, ilmiyah dan jasad sehingga bisa menjadi sosok manusia yang kalau tidak dianggap paripurna ya bagaimana bisa mengikuti Rasulullah saw.
Bersama Membangun Desa
Membangun desa sebagaimana konteksnya di dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 setidaknya mencakup berbagai upaya untuk mengembangkan keberdayaan dan pembangunan masyarakat desa di bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan. Implementasinya pelaksanaan program ini tdak cukup hanya menyediakan basis dukungan finansial terhadap rakyat miskin, tapi juga diperlukan untuk mendorong usaha ekonomi desa dalam artian yang lebih luas.
Desa merupakan satuan wilayah administrasi dengan kepadatan penduduk yang cenderung rendah. Kecuali beberapa tempat di Jawa Barat (karena penduduk Jawa Barat seperlima penduduk nasional). Desa pada umumnya memiliki potensi ekonomi yang khas, yang tidak dimiliki oleh perkotaan. Pada umumnya potensi utama desa adalah bidang pertanian dan peternakan, sebagian di antaranya juga memiliki potensi perikanan. Potensi ini secara langsung berkaitan dengan sumber daya alam. Lingkungannya tergantung bagaimana bahan pangan dan bahan mentah dihasilkan.
Kondisi kemasyarakatan desa sangat mendukung untuk berkembang bersama, maju bersama. Suasana harmonis, saling tolong menolong, gotong royong masih melekat dalam budaya masyarakat desa. Secara geografis, desa berkaitan langsung dengan potensi alam yang ada, sehingga desa memiliki potensi untuk berkembang menjadi lebih baik dari segi ekonomi yang sekaligus akan berpengaruh pada taraf hidup masyarakatnya. Potensi desa masih banyak yang belum termanfaatkan secara optimal karena penduduk desa sedikit banyak mengalami krisis penduduk usia produktif. Tidak jarang desa hanya dihuni oleh orang-orang tua dan anak-anak. Orang tua tingkat inovasi dan produksinya sudah menurun, sedang anak-anak belum mencapai taraf produktif. Para pemuda yang sedang matangnya usia produktif, tidak sedikit yang memilih melakukan urbanisasi, baik untuk tujuan pendidikan maupun mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih layak. Akibatnya potensi desa menjadi terbengkalai.
Beberapa desa telah mengalami pergeseran terhadap pemanfaatan lahan pertanian. Lahan perkebunan semakin banyak yang tidak terawat dengan baik. Tumbuh semak belukar dengan beberapa tanaman yang tidak membutuhkan perawatan serius. Akibatnya tanah kurang menghasilkan sesuatu yang produktif. Hanya mengandalkan kemurahan alam saja.
Tidak bisa dipungkiri, generasi muda pelan-pelan kehilangan ketertarikannya pada bidang pertanian dan peternakan. Kebiasaan yang seadanya dalam memanfaatkan potensi desa ditambah lagi tingginya biaya produksi, masih juga industri semakin menjanjikan kemudahan pendapatan, merangsang para pemuda melepaskan warisan pertanian ke industri yang lebih memberikan jaminan kepastian tiap bulannya.
Akibatnya desa semakin hari tidak memiliki harapan penghidupan yang layak dan lebih baik. Padahal tidak sedikit potensi yang bisa dikembangkan dalam rangka mencapai desa yang sejahtera dan mandiri baik secara pangan maupun ekonomi.
Perlu disadari bahwa kebutuhan pokok masyarakat dipenuhi dari desa. Kebutuhan paling hakiki berupa ketersediaan pangan sebagian besarnya berasal dari desa. Meskipun sebagian pengolahan ada di kota, tetap saja bahan baku dan bahan mentah berasal dari desa. Potensi ini perlu mendaptakn porsi perhatian yang lebih besar agar desa dengan tegak mampu memandirikan masyarakatnya, mengikat para warganya agar tidak lagi tertarik meninggalkan desa. Tumbuh bersama mengelola potensi yang ada. Berkembang bersama membangun desa, terutama sektor pertanian dan peternakan. Era saat ini potensi pariwisata dapat digabungkan menjadi agrowisata. Pertanian sekaligus sebagai obyek wisata. Istilahnya tempat-tempat yang instragramable pedesaan saat ini justru semakin menarik untuk dikunjungi. Suasana alamnya yang masih minim polusi tidak salah kemudian bisa berkembang menjadi area wisata yang menjanjikan kemajuan ekonomi masyarakatnya.
Modernisasi Tantangan dan Peluang
Modernisasi merupakan tantangan sekaligus peluang untuk survive. Sarana pra sarana yang semakin memudahkan dalam menjalankan suatu program, namun juga memungkinkan terjadinya persaingan dalam sisi-sisi tertentu kehidupan. Mekanisme seleksi alam telah mengukuhkan istilah survival of the fittes (keberlangsungan hidup makhluk yang paling fit). Keberlangsungan suatu lembaga, suatu organisasi akan teruji sepanjang waktu. Kemampuan para pengelola dalam memanfaatkan peluang dan melandaikan tantangan menjadi daya dukung adalah suatu kisah sukses untuk mmpertahankan keberlangsungannya.
Modernisasi tidak bisa dilawan ataupun dihadang sepenuhnya. Menghadang ataupun melawan hanya akan menimbulkan kegagapan, gagap teknologi, ketinggalan banyak hal, stagnan yang akhirnya justru kandas, tidak bisa bertahan lebih lama. Hanya tinggal sejarah, atau bahkan orang akan begitu mudah melupakannya.
Globalisasi akan sangat berpengaruh pada perubahan budaya baik pada suatu bangsa ataupun organisasi. Di antaranya adalah organisasi pendidikan, yang di dalamnya ada pondok pesantren sebagai salah satu alternatif pendidikan yang sudah lama mengakar di bangsa kita. Pondok pesantren dengan segala keunikannya masing-masing yang memberikan corak tertentu bagi pendidikan bangsa, sangat kuat memberikan pondasi moral bagi generasi muda bangsa. Tiap pesantren memberikan inovasinya sendiri-sendiri dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai Islam.
Masing-masing pesantren menyerap modernisasi disesuaikan dengan kebutuhan, bukan terbuai oleh keadaan modernisasi yang kebablasan. Melalui inovasi kurikulum, ada yang memfokuskan pada pembelajaran keislaman, dengan penguatan sisi Bahasa arab dan penguasaan ilmu-ilmu keagamaan lainnya. Ada yang menguatkan penguasaan bidang sainsnya. Semua itu tetap tidak meninggalkan ciri khas klasiknya sebagai pesantren, sebagai lembaga yang penting dalam membangun karakter bangsa.
Pengabdian pada masyarakat yang di ponpes Husnul Khotimah dinamakan Praktek Dakwah dan Pengenalan Masyarakat (PDPM) adalah contoh riil, bagaimana sistem pendidikan pesantren mampu mengadaptasikan perkembangan jaman. Santri kelas 12 ditugaskan untuk mengenal dan mengabdi di masyarakat dalam waktu yang tidak begitu lama. Riil di masyarakat yang belum pernah tahu akan kiprah santri PDPM, tentu akan ragu menilai kemampuan santri. Biasanya yang hadir dalam bentu pengabdian masyarakat adalah para mahasiswa, kali ini justru anak-anak usia SMA.
Ketika membandingkan realita secara umum di masyarakat anak-anak usia SMA, bekal apa yang bisa digunakan dalam pengabdian ke masyarakat. Tidak sedikit yang bertanya-tanya.
Setelah aktifitas pengabdian dengan berbagai inovasi kegiatan yang dilakukan santri, maka pelan-pelan rasa sangsi itu berubah menjadi rasa kagum dan bangga. Inilah gambaran riil di masyarakat ketika diadakan PDPM XXII Ponpes Husnul Khotimah di Kecamatan Mandirancan dan Cigandamekar.
Mengurai Seberapa Jauh Jarak
setiap kepulangan membicarakan perjalanan tak akan usai mengurai seberapa jauh jarak hanyalah memisahkan waktu yang itu-itu mengunggah peluang baru yang belum temu bagaimana clingak clinguk di peron selatan hujan begitu ramah menyambut kedatangan wajah-wajah bergegas mencari tumpangan mungkin khawatir sampai rumah kemalaman tak ada lagi bus perempat yang mengantarkan jadi ini bukan kemajuan, mungkin ditelan karatan mungkin lenyap oleh para leasing dengan kemudahan cukup bekal katepe begitu mudah bawa pulang kendaraan aku yang pulang rantau kelimpungan di peron selatan celingukan cari tumpangan menimbang mengurai kecocokan juga peluang yakin tak terperosok rayuan menggiurkan mengurai seberapa jauh jarak setiap kepulangan setelah dzikir di masjid selepas jamaah isya rasa yang selalu ada bersama kerinduan berjabat erat masih akrab seperti kanak-kanak di kampung manis menunggu senja,11 Maret 2020 clingak-clinguk, celingukan: mencari-cari kesegala arah
Ayat-ayat Memadat
Adakah yang kau rindu menunggui malam selepas menelusuri jejak senja yang tembaga. Di sepanjang tepi mimpi bercabang-cabang memilih keinginan. Tengadahkan tangan sepilihan doa di tengah arus air mata yang mengingatkan luka. Pemakaman puluhan tahun silam kembali terkenang. Ayat-ayat memadat dalam komat-kamit mulut mungil mengalir melandai. Lebah kalah bersamaan mengepakkan dengung.
Jelang malam di kampungmanis, 26 Maret 2020
Di Ujung Hari
di ujung hari menyesap kopi menikmati setumpuk kumpulan puisi mengambil acak di deretan lemari sembilu kumpulan kesedihan yogya perubahan tak mengenakkan para pujangga sederetan nama yang banyak dikenal menggoreskan resah dalam sembilu aku malu jadi orang indonesia entah telah raib ke mana, aku lupa asli dari penulisnya kuterima mungkin karena dulu aku tinggal di markas bersama, ada yang suka membawanya tanpa kata raib pula kemarau dalam sekumpulan sajak kenangan pertama kumpul bersama para seniman, yang aku paling muda pun langsung dari penulisnya kudapat saat launching dibuka oleh wali kota akhirnya aku mencari gantinya aku mengunyah cahaya bulan dari pemilik yang sama kutemukan di pasarraya Advertisements Report this ad ohoi… yang balsem itu karya kyai dari pantura timur raib jauh lebih dulu tipis, kecil tapi menghangatkan kritikan serasa banyolan di lemari tak lagi kutemukan puisi-puisi selain goresanku ah, jaman tlah berkembang di dunia maya banyak bertebaran bisa disesap tiap saat, asal sempat yang baru, yang lama pun sangat lama tinggal pilih mana yang suka berulang-ulang dibuka berulang-ulang dibaca berulang-ulang tanpa bosan semakin kukenal banyak orang berpuisi aneka macam rasanya senja di kampung manis, 20 Januari 2020
Masih Tertunda
Sepenggal kata masih tertunda, belum sempat merapat merapalkan kalimat komat kamit dirapal saja belum juga terasa bahwa ada kata-kata
Indahnya Pemencaran Tumbuhan
tak penting ke mana melenting bijian di musim kering utara selatan barat timur hanyalah arah angin pun tak selalu searah dengan keinginan kemarau mengencangkan polong menyesap bijian agar cepat kering melenting melayang layang mengikuti angin menelusup tebing terpeleset nyungsep pada ceruk lengkung tertimbun guyuran pasir yang menyisir menunggu guyuran sejuk menimpa ujung tumbuh agar bergairah ada yang terpelanting terombang ambing merakit di sungai tanpa dayung menunggu nyangkut bisa sepanjang pamanukan garut tetap diturut ada yang dicuri dibawa lari kelelawar malam- malam karena ranumnya yang menggoda terjatuh di pinggir rumah tumbuhlah bebijian di teritisan luwak tak ketinggalan mengunyah- nguyah biji kopi yang tak jarang manusia menjaganya agar kemudian bisa diseduh di kemudian hari menjadi minuman yang menyegarkan
Tidak Signifikan
rumpangnya kenyataan banyak terhidangkan menggoreskan dalam kolom percakapan entah kepentingan apa ataukah anganku yang telah melengkung menyimpang dari kenyataan membuat suatu anomali yang semakin melawan kebiasaan perbedaan semakin saja kurasakan ataukah aku yang ketinggalan jaman tak lagi punya peran yang signifikan kampungmanis, 30 juli 2022