Archive | Oktober 2008
You are browsing the site archives by date.
GALPUT SOLUSIKAH?
GALPUT SOLUSIKAH? Pada awalnya saya tak pernah berpikiran untuk turut meramaikan wacana di ranah politik. Akan tetapi hari Ahad 26 Oktober 2008 saya membaca koran tentang Pilkada di Kota Bogor. Ada fenomena yang cukup menggelitik pemikiran saya. Fakta setelah Pilkada terdata sekitar 40% pemilih di kota Bogor memilih tidak menyalurkan hal politiknya alias
Mempertanyakan Teori Darwin
ILMIAHKAH TEORI DARWIN? Oleh: Sunarno, S.Si. (Pengajar Biologi di MTs Husnul Khotimah) Buku The Origin of Spesies dianggap sebagai induk dari ajaran evolusi. Darwin memaparkan penyajian di dalam buku tersebut sangat detil sehingga menyeret para pembacanya untuk mengakui bahwa hukum evolusi itu memang benar. Darwin mengemukakan bahwa semua organisme yang ada atau yang sudah ada, […]
Profesor Sosiologi Antropologi
Abdullah Ali yang pakar sosiologi antropologi ini merupakan putra Asli Cirebon kelahiran 27 Nopember 1949. Beliau mengenyam pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi selalu di sekolah agama masih di Cirebon. Baru ketika mengikuti program master dan doctoral mencicipi universitas umum. Program Magister dijalaninya di Universitas Indonesia bersama tiga orang rekannya sebagai dosen IAIN […]
Ahmad Tohari Penulis Ronggeng Dukuh Paruk
Ahmad Tohari Sore berbalut hujan, ketika saya mengikuti acara Musyawarah Wilayah Farum Lingkar Pena Jawa Tengah. Kami peserta Muswil hanya berkesempatan selama satu jam untuk berdiskusi dengan penulis novel
Mudik Lebaran
Sebagai orang dari kampung aku pun tak ketinggalan dengan tradisi mudik lebaran. Rencananya mau naik bus tapi kakak ipar memintaku menunda dua hari lagi. Beliau siap dengan mobil artinya aku tak perlu berdesakan dengan pemudik lain berebut kursi di bus.
Cerpenku di Majalah Husnul Khotimah
TAK ADA LAGI CINTA Oleh: Sunarno Lelaki itu berlari dan terus berlari. Mengejar bayang sendiri. Menapaki jejak-jejak kabut yang kian mengelam. Tersaruk jatuh bangun, menciumi bau anyir darah sendiri. Belantara kabut menyesak dada diterjang tanpa perhitungan. Luka memar telah menyatu bersama nyeri kepedihan hati. Ketika ditemui kampung tak lagi punya nyawa langkahnya terhenti. Tercekat oleh […]