Saat rindu pada puisi tak berarti akan menghasilkan puisi. Tak selalu cepat-cepat menuangkan ide berpuisi. Tidaklah demikian.
Seperti kali ini. Aku rindu puisi, maka kubuka-buka kembali apa saja yang pernah kutulis. Mengingat kembali apa latar belakang puisi ini jadi. Kadang menemukan kembali bersitan emosi, kadang senyum sendiri, menikmati karya sendiri.
Kadang juga perlu waktu lama untuk mengingat kembali apa alasan atau mengapa puisi itu kutuliskan, yang kadang terasa begitu emosial, setimentil, cengeng, muram.
Tentang muram. Aku sadar sebagian besar puisiku memang muram.
There’s definitely a mood. I love it.
yes